Analisa saham SIDO: Market leader jamu, stalwarts yang cukup murah

·

·

, ,
image 6

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) adalah perusahaan jamu tradisional dan farmasi. Ibu Rahmat Sulistyo merupakan pendirinya pada tahun 1940. Produk perusahaan ini adalah Tolak Angin, ramuan jamu dan 300 produk lainnya. Perusahaan ini memiliki 3 anak perusahaan yaitu PT Berlico Mulia Farma, PT Muncul Mekar, dan PT Semarang Herbal Indo Plant. SIDO IPO pada tanggal 18 Desember 2013. Pemegang saham tertinggi pada SIDO adalah PT. Hotel Candi Baru sebesar 60,5 %, Public (each below 5%) sebesar 22,4 %, Concordant Investments Pte. Ltd. Sebesar 17,1% dan sisanya Johan Hidayat, Leonard, dan Irwan Hidayat. Direktur Utama PT Hotel Candi Baru adalah Irwan Hidayat. Dapat diketahui bahwa perusahaan ini merupakan perusahaan keluarga. SIDO memiliki 61% segment utama nya dari herbal medicine (jamu yang selalu kita minum, market leader di >40% market share) dengan 39% dari F&B dan farmasi.

image 4

Pada bulan November 2023 saham SIDO turun ke angka 400an. Angka ini merupakan terendah semenjak 2 tahun terakhir. Saham SIDO cenderung turun dari 2022 hingga sekarang. Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan di tahun 2018 hingga 2022 yang cenderung naik meskipun terdampak dengan pandemi. Saham SIDO sekarang berada di sekitar 500-600. 

image

Laporan keuangan mencerminkan bagaimana keadaan perusahaan. Melihat dari Laporan Keuangan pendapatan dari tahun 2019 sampai dengan 2023 cenderung naik dan mengalami pertumbuhan, meskipun ada penurunan sebesar 3.75% di tahun 2023. Semasa pandemi, perubahan besar terjadi pada perilaku konsumen, termasuk peningkatan permintaan untuk berbagai produk dan layanan. Salah satu sektor yang mengalami peningkatan signifikan adalah industri farmasi walau hanya berkontribusi 3%. Sementara penurunan sementara yang terjadi di Q3 2023 lebih karena sektor herbal & supplement.

Penurunan di 2023 ini disebabkan oleh penurunan daya beli konsumer terkait naiknya inflasi dan naiknya harga raw material. Namun seiring berjalannya waktu, dampaknya mulai mengecil sehingga revenue Q4 tetap diangka 1.2T (setiap Q4 diatas 1.2T). Beberapa hal yang membuat Q4 meningkat:

1. Recovery dari sales per Oct 23
2. Spending ads yang spiking di 23Q3 karena untuk maintain market share, namun kembali normal di Q4
3. Kenaikan beban usaha dan COGS yang tidak sekencang kenaikan sales (mulai stabilnya harga raw material)

image 1

Aset pada 5 tahun terakhir menunjukan angka stabil dan cenderung naik pada tahun 2019 hingga 2022. Pada tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 4.7%. Hal ini menunjukan baik karena aset merupakan sumber daya yang dimilki oleh perusahaan. Melihat gambaran aset yang stabil mencerminkan dalam menghadapi tantang ekonomi atau industri.

Total liabilitas dalam 5 tahun terakhir terdapat kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 33% ke angka Rp 628M. Di tahun berikutnya 2020 hingga 2023 mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Perusahaan mampu mengelola utangnya dengan baik tanpa risiko gagal pembayaran.

Earnings Per Share (EPS)  menunjukan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dan terjadi penurunan dari 2021 hingga ke 2023, dimana SIO mendapat tailwind (angin segar) akibat adanya COVID sehingga masyarakat membeli “JAMU” untuk meningkatkan ketahanan tubuhnya. Setelah 2021 hingga sekarang kembali normalisasi saja.

Price to Earnings Ratio (PER) menunjukan kenaikan dari 2018 hingga 2020 dan penurunan pada tahun 2020 hingga 2023. Hal ini karena laba yang naik tinggi akibat COVID membuat Investor mengapresiasi harga sahamnya sehingga valuasinya menjadi cukup mahal diatas PER 20x. Karena adanya normalisasi laba, Investor memberikan normalisasi valuasi kembali sehingga di akhir 2023, valuasinya sempat menyentuh PER 15x. Untuk saham yang biasanya (5-10 tahun terakhir) dihargai cukup premium di PER 19-20x, PER 15x menunjukan harga saham relatif murah dibandingkan laba. Investor dapat mempertimbangkan apabila ingin mencari saham dengan valuasi yang rendah ketika kita yakin bahwa SIDO perusahaan sekuat ini labanya akan kembali growth di masa depan dan valuasi ini memberikan margin of safety cukup aman.

9c248936 1f51 4a40 ac25 abde72e45ecd stream

Return on Equity (ROE) menunjukan kenaikan di tahun 2018 hingga 2021. Pada tahun 2021 hingga 2023 mengalami penurunan meskipun tidak terlalu signifikan. Namun per Q4 2023, ROE masih diatas double digit (10.75%) diatas 2018 – 2019, dimana menunjukkan management walau kondisinya tidak lagi mendapatkan angin segar COVID, masih bisa jauh lebih baik dari 5 tahun lalu. Menunjukkan managemen yang sangat baik.

image 2

Price to Book Value mengalami peningkatan di tahun 2018 hingga 2020. Kinerja perusahaan mengalami peningkatan dan pertumbuhan aset yang meningkat. Hal ini menyebabkan kenaikan nilai buku perusahaan dimana biasanya berkorelasi terhadap peningkatan laba maupun profitabilitasnya (ROE naik, PBV biasanya naik juga).

image 3

Jika dilihat analisis fundamentalnya perusahaan dapat dikategorikan sangat baik, sebuah saham stalwarts dengan managemen baik yang cocok untuk di hold jangka panjang. Namun ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan penurunan yang perlu kita waspadai kedepannya apakah akan ada kejadian lagi atau tidak. Daya beli konsumen berkurang di Q3 2023. Hal ini dikarenakan meningkatnya harga beras di pasaran ungkap Manajemen Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO). Konsumen akhirnya lebih selektif dalam berbelanja. Hal ini yang membuat laporan keuangan pada 2023 mengalami penurunan dan membuat harga saham juga ikut anjlok.

Manajemen Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) menjelaskan target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sebesar minimal +10% YoY pada tahun 2024. Hal ini disampaikan dalam pertemuan analisis Rabu (21/2).

Pada 2024 SIDO yakin bisa tumbuh cukup baik dengan beberapa faktor di antaranya: Meningkatnya daya beli masyarakat akan mendorong permintaan produk SIDO. Kemudian, diharapkan pertumbuhan  di pasar ekspor terutama negara Malaysia dan Filipina. Hal ini ditunjukan pada tahun 2023, ekspor SIDO meningkat +40% YoY, dengan total pendapatan meningkat sekitar 6% dari 4% pada tahun 2022. Produk baru juga semakin laris di pasaran seperti Tentrem White Coffee dan Esemag. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan pendapatan.

Dari sisi cost, ada beberapa faktor yang dapat mendorong pertumbuhan yakni kerugiaan bisnis yang berkurang atau hampir tidak ada dari operasi di Nigeria. SIDO mencatatkan pada tahun 2023 mengalami kerugian lain-lain sebesr 79 miliar rupiah. Kerugian tersebut disebabkan oleh kurs mengalami depresiasi mata uang naira Nigerian terhadap rupiah. Perusahaan mengalami kerugian sekitar 8% dari laba bersihnya di tahun 2023. Solusi dari masalah tersebut manajemen SIDO melakukan transaksi bisnis di Nigeria akan menggunakan mata uang dolar AS, dan pengiriman barang Nigerian akan dilakukan setelah pembayaran di muka. Pihak manajemen juga memperhitungkan pada tahun 2024

Margin yang stabil atau sedikit naik seiring dengan tren harga bahan baku yang bersahabat. Kecuali gula dan beras, harga bahan baku seperti taurin dan kemasan cenderung turun, sehingga jika harga gula juga turun, akan ada potensi upside pada margin perusahaan. Harapannya setelah pemilu akan ada normalisasi harga raw material yang didukung oleh kabinet baru.

Kompasdata | Harga Beras Terus Naik

Manajemen SIDO juga mengungkapkan bahwa pemulihan signifikan penjualan pada kuartal keempat tahun 2023 tidak terjadi karena banyaknya re-stock dari para distributor. Saat ini, level inventaris para distributor masih berada pada level yang normal. Manajemen juga menyatakan bahwa indikasi penjualan pada awal tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang positif secara tahunan.

Mengenai dividen, SIDO memiliki target untuk mempertahankan payout ratio di atas 85%.Secara keseluruhan, kami menilai target pertumbuhan SIDO pada tahun 2024 terlihat dapat tercapai, terutama pada pos laba bersih. Meskipun proyeksi kami menunjukkan pertumbuhan laba bersih sebesar +8% YoY pada 2024, sementara konsensus memperkirakan pertumbuhan sebesar +9% YoY. Jika kita asumsikan dividend payout ratio di 90% – 100% maka dividend yieldnya adalah 4.8% – 5.3% per harga 600. Kita di VIP member punya SIDO dari harga 550-570 sehingga potensi yield ada di 5.2% – 5.8% setara dengan net net obligasi FR saat ini, untuk bisnis yang bisa bertumbuh 8-10% CAGR ke 5 tahun kedepan, harga saat ini tidak sangat bargaining namun cukup oke untuk hold.

image 7

Ketika kita compare dengan beberapa saham consumer goods lain, SIDO memiliki PER di level fair secara sektornya (PER 16x). Secara earning, yang paling murah adalah ICBP dan INDF, namun hanya karena Salim group mengakuisisi Pinehill dengan valuasi mahal dan hutang, otomatis membuat financial nya cukup terbebani. Ini tidak disukai oleh Investor. Disisi lain, SIDO walau secara harga cukup fair, namun secara growth masih cukup baik dengan profitability yang tinggi.

image 5

Secara technical analysis, SIDO baru breakout dan uptrend dari long downttrend nya sejak 2022 dan membentuk double bottom di 500. Terlihat mulai terjadi akumulasi oleh asing di awal tahun dan harga saham sudah mulai uptrend menembus EMA 50 dan 100 dengan volume bullish yang naik. Secara valuasi wajar ada di 650-700, namun untuk perusahaan seperti SIDO memang kita tidak bisa mengharapkan price action yang kencang. Kita perhatikan saja trend nya, jika di 2024 memang bisa growth kembali, harga saham pasti akan mengikuti. SIDO cukup stabil dan lamban (wajar leader stalwarts) dan diperhatikan oleh banyak analis dalam dan luar negeri.


whatsapp chat clear whatsapp share clear


Leave a Reply

Sahambagger CS
Send via WhatsApp