PT Central Omega Resources Tbk (IDX: DKFT) berhasil membalikkan strategi bisnisnya setelah proyek smelter yang tertunda, dengan kembali fokus pada penjualan bijih nikel. Pada 2024, pendapatan tumbuh signifikan 80% YoY menjadi Rp 1,46 triliun dan laba bersih melonjak ke Rp 366,2 miliar, jauh melampaui capaian tahun sebelumnya.
1. Profil Perusahaan Saham DKFT
DKFT didirikan pada tahun 1995 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Desember 2007. Dari struktur organisasi dibawah ini terlihat sebenarnya fokus saham DKFT ada di Nickel mine, Smelter Nickel, dan Limestone Mine.

Perusahaan bergerak dalam eksplorasi dan produksi bijih nikel laterit melalui anak usaha di Morowali Utara (Sulawesi Tengah) dan Konawe Utara (Sulawesi Tenggara), dua kawasan cadangan nikel terbesar di Indonesia.

Saat ini DKFT memiliki 3 IUP utama dengan total reserve di 29 juta ton dan residual reserve di 15 juta ton. Jika estimasi produksi bisa mencapai 2.5 – 3 juta ton paling tidak, cadangan DKFT bisa bertahan 5 tahun, atau kurang jika produksi lebih banyak lagi (ambisi bisa ke ~7 juta wmt per tahun).

2. Lingkup Bisnis dan Model Operasi
Model bisnis DKFT bertumpu pada dua jenis bijih laterit: saprolite (kadar Ni tinggi) dan limonite (kadar Ni rendah). Selain Nickel, ada juga pendapatan dari bisnis jual batu gamping / kapur lewat IUP 2 anak usaha yang baru diakuisisi, namun kita abaikan untuk saat ini.
The content you’re trying to view is for VIP member / Excom only. Please register or login in order to access this content.
Agar bisa melihat artikel kamu harus join Saham Bagger VIP ataupun Excom: KLIK DISINI
Jika kamu sudah join, silahkan login dengan email dan password kamu.
[Content protected for VIP6, VIP12, VIP24, Excom members only]

Momentum Stock Investor since 2017. S1 ITB (Indonesia), S2 YU (South Korea).
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.