Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor

·

·

, , , ,

Consumer good atau FMCG adalah sektor yang berkontribusi terhadap ~10% market cap IHSG dan menjadi sektor defensif favorit dikala kondisi ekonomi yang susah karena ketahanannya dan model bisnisnya yang lebih tidak cyclical. Namun akibat sulitnya kondisi ekonomi dunia, beberapa FMCG terdampak signifikan akibat naiknya harga bahan baku, inflasi, maupun tingginya USD/IDR.

image 17
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 21

USD/IDR dan inflasi yang meningkat dalam 3 tahun terakhir membuat FMCG berada dalam posisi sulit

Fluktuasi nilai tukar menjadi faktor kunci yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan konsumen di kuartal kedua 2024. Namun, secara umum, kondisi ekonomi yang sulit dan lemahnya permintaan konsumen masih menjadi tantangan utama. Setelah Lebaran, pertumbuhan diperkirakan melambat, dan kampanye pemilihan umum tidak memberikan dampak signifikan. Secara keseluruhan, perusahaan konsumen diharapkan mencatat pertumbuhan yang serupa di tengah tantangan ekonomi yang ada.

Meskipun menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks, sektor konsumen masih menunjukkan pertumbuhan positif. Namun, laju pertumbuhannya diperkirakan akan melambat. Di tengah kondisi yang sulit, beberapa perusahaan seperti MYOR, CMRY, dan AMRT berhasil menunjukkan ketahanan yang baik. Meskipun pertumbuhan saat ini tidak secepat sebelumnya, sektor ini masih memiliki potensi untuk tumbuh di masa depan. Secara historis, sektor ini telah tumbuh 10-13% per tahun dalam 7 tahun terakhir. Saat ini, pertumbuhannya berada pada level digit menengah. Penurunan nilai rupiah sejak Maret akibat ekonomi AS yang kuat berdampak pada sektor konsumen melalui kerugian valuta asing (ICBP, INDF) dan kenaikan biaya impor bahan baku.

Kebijakan fiskal dan politik memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku konsumen. Meskipun program-program sosial dan pemilihan daerah dapat memberikan stimulus positif jangka pendek, kebijakan ekonomi yang baru, seperti kenaikan PPN dan pemangkasan subsidi, dapat meningkatkan beban biaya bagi konsumen dan perusahaan. Hal ini berpotensi mengubah pola konsumsi masyarakat, mengalihkan preferensi mereka dari produk kemasan ke produk lokal atau makanan siap saji.

Keadaan ekonomi yang sudah dijelaskan, ditandai oleh penurunan Forward PE Ratio pada sektor barang konsumsi pokok, mengindikasikan bahwa investor saat ini memiliki peluang untuk mengakuisisi saham-saham perusahaan di sektor ini dengan valuasi yang menarik. Forward PE (Price-to-Earnings) Ratio adalah sebuah rasio keuangan yang digunakan untuk menilai apakah harga suatu saham sudah terlalu mahal atau terlalu murah dibandingkan dengan laba yang diperkirakan akan diperoleh di masa depan. Dengan kata lain, Forward PE membantu investor untuk mengukur apakah harga suatu saham sudah mencerminkan potensi pertumbuhan laba perusahaan di masa depan.

image 1
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 22

Grafik Forward PE Ratio menggambarkan dinamika valuasi sektor barang konsumsi pokok yang menarik. Penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, serta posisi saat ini yang berada di bawah rata-rata dan mendekati batas bawah standar deviasi, menunjukkan bahwa investor mungkin dapat menemukan peluang investasi yang menarik di sektor ini. Namun, sebelum mengambil keputusan investasi, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi makro, kinerja perusahaan, dan prospek industri secara keseluruhan.

The behavior of HH spending in Indonesia

image 3
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 23

Grafik di atas menunjukkan bagaimana rata-rata rumah tangga mengalokasikan pengeluarannya pada berbagai kategori produk dan jasa antara tahun 2023 dan 2024. Setiap batang pada grafik mewakili persentase pengeluaran rumah tangga untuk kategori tertentu, seperti makanan segar, barang konsumsi rumah tangga (FMCG), transportasi, dan sebagainya. Warna merah mewakili tahun 2023, sedangkan warna oranye mewakili tahun 2024. Terdapat beberapa pergeseran kecil dalam alokasi pengeluaran. Misalnya, persentase pengeluaran untuk transportasi dan barang tahan lama cenderung sedikit menurun, sementara pengeluaran untuk makanan segar dan barang konsumsi rumah tangga mengalami sedikit peningkatan. Perubahan-perubahan kecil ini dapat mengindikasikan adanya pergeseran preferensi konsumen atau perubahan kondisi ekonomi.

Untuk FMCG terjadi sedikit penurunan YoY dimana dikontribusikan oleh IH, Home Care, Personal Care, dan Baby. Namun justru Pantry essentials, dairy, dan beverages meningkat cukup tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa walau pola pengeluaran rumah tangga cenderung stabil dari tahun ke tahun, consumer cenderung mengurangi pembelian pada FMCG tersiery dan fokus pada basic essentials.

image 2
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 24

Sementara itu, grafik diatas menunjukkan bahwa tingkat kenaikan pendapatan baik karyawan maupun wiraswasta cenderung lebih lambat dibandingkan dengan tingkat kenaikan harga (inflasi). Dengan kata lain, meskipun harga barang dan jasa terus naik, pendapatan masyarakat tidak naik secepat itu.

Implikasi dari grafik ini:

  • Penurunan daya beli: Ketika harga naik lebih cepat daripada pendapatan, daya beli masyarakat akan menurun. Artinya, dengan jumlah uang yang sama, masyarakat tidak dapat membeli barang dan jasa sebanyak sebelumnya.
  • Kesenjangan pendapatan: Perbedaan antara tingkat kenaikan pendapatan dan inflasi dapat memperlebar kesenjangan pendapatan antara kelompok masyarakat yang berbeda.
  • Tekanan ekonomi: Kondisi di mana pendapatan tidak mampu mengejar inflasi dapat memberikan tekanan ekonomi pada masyarakat, terutama bagi mereka yang berpendapatan rendah. Sembako utama seperti beras harganya sudah naik 30% dalam 3 tahun terakhir

Perusahaan FMCG yang akan lebih diuntungkan

image 4
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 25

Jika kita kembali pada hipotesa diawal bahwa consumer fokus pada basic essentials, maka pada H2 2024, perusahaan yang cenderung diuntungkan adalah yang memiliki sektor seperti beras, mie, susu, dan beverages tertinggi. Dari sini ada 2 perusahaan group yang menjadi top-of-mind: ICBP, INDF, dan MYOR

Untuk MYOR, sudah pernah saya analisa dan masuk dalam top watchlist bulan lalu, dan kam sudah TP dengan profit 15%, cek story nya disini: https://sahambagger.com/analisa-saham-myor-laba-ath-namun-valuasi-atl-menarik/

Namun agar kita bisa berbicara lebih objective, mari kita bandingkan historical forward PER dari beberapa saham consumer.

image 5
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 26

Garis merah tebal mewakili nilai rata-rata (mean) rasio PE, sedangkan garis-garis horizontal lainnya menunjukkan deviasi standar (±1 dan ±2). Semakin tinggi nilai PE, secara umum mengindikasikan bahwa investor lebih optimis terhadap prospek pertumbuhan perusahaan tersebut di masa depan, namun juga sebagai double edge sword kepada Investor, jika perusahaan tidak bisa menjustifikasi valuasi tinggi vs growth nya nanti, maka biasanya akan “dihukum” oleh market. Fluktuasi pada grafik menunjukkan dinamika persepsi pasar terhadap masing-masing perusahaan dari waktu ke waktu. Dengan melihat grafik ini, kita dapat membandingkan valuasi relatif dari keempat perusahaan dan mengidentifikasi periode-periode di mana valuasi mereka dianggap mahal atau murah oleh pasar.

Dari ke 6 visualisasi yang ditampilkan, ICBP, INDF, UNVR, LPPF, MYOR, dan LPPF memiliki historical valuation paling murah. Namun jika kita lihat absolute PER valuationnya, INDF dan LPPF memiliki valuation paling murah dengan PER dibawah 6x.

Saya akan menghindari LPPF karena LPPF sudah cukup sulit untuk bisa growth karena termasuk tertiery consumer products (fashion) dan terlalu extreme membagikan dividend lebih besar dari net income, sehingga harus berhutang. Silahkan perhatikan grafik yang saya highlight hijau dan lihat bahwa bar merah (hutang) vs abu (cash) tidak setimpal. Pada grafik perbandingan cash vs dividend (ttm) terlihat bahwa nilai dividend cenderung lebih besar dari cash, hal ini membahayakan sustainability dari dividend payment LPPF sendiri di masa depan.

image 6
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 27
image 7
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 28

Lalu bagaimana dengan saham FMCG dengan valuasi termurah satu lagi: INDF?

Analisa saham INDF 2024

INDF memiliki bisnis inti yang memproduksi dan memasarkan berbagai produk makanan dan minuman, termasuk mi instan, makanan ringan, minuman, dan produk susu. Perusahaan ini juga memiliki bisnis pendukung yang memproduksi dan memasarkan bahan baku untuk produk-produknya, seperti tepung terigu, minyak goreng, dan gula. INDF memiliki jaringan distribusi yang luas di Indonesia dan Asia Tenggara, bahkan negara Afrika. Perusahaan ini juga telah mengembangkan merek-merek yang kuat di berbagai segmen pasar. Mari kita lihat breakdown income statementnya:

image 8
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 29

INDF adalah sebuah powerhouse mie instan. Walaupun memiliki anak perusahaan seperti SIMP (dibawahnya ada LSIP) dengan fokus industri CPO dan Bogasari dengan fokus produksi tepung serta Indomarco sebagai perusahaan distribusi (bersama beberapa produk Indofood lain), kunci growth driver nya adalah satu: ICBP. INDF memiliki berbagai lini bisnis lain sebenarnya hanyalah untuk mempertahankan supply agar ICBP bisa terus secara aman meningkatkan volume penjualannya tanpa harus terganggu supply raw materialnya (minyak nabati, tepung) karena faktor eksternal. Simple nya, semua perusahaan dibawah INDF hadir untuk memajukan ICBP.

Walaupun growth outlook dan profitability margin INDF dari 2022 hingga 2026F terlihat akan terus berkembang (berdasarkan report Sucor Sekuritas), INDF ini memiliki satu problem yang mirip dengan LPPF.

image 10
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 30

Tepat sekali, hutang nya sangat tinggi dan dalam bentuk USD coba lihat grafik SBAP dibawah ini yang saya highlight hijau. Karena itu, pada artikel bulan May 2024 lalu, saya tulis bahwa INDF ini sangat murah namun sedang terkena fear. Dan ternyata terbukti, setelah dari harga 6100-6200 terus turun ke sekitar 5850 di tengah tahun, dikala USD sedang tinggi. Namun beberapa minggu terakhir, USD melemah dan memberikan momentum kuat ke recovery INDF. Mari kita bedah kenapa.

image 11
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 31

Walaupun INDF mencatatkan loss net income dibandingkan tahun lalu, hal ini diakibatkan dari forex loss sebesar -3.1T akibat hutang USD nya. Sebenarnya jika kita hanya melihat core profit, INDF ini naik sangat signifikan di level 5.7T (+22% YoY). Gross margin meningkat dikontribusikan oleh semua segment terutama secara absolute oleh ICBP, serta additional income akibat turunnya cost yang dikontribusikan oleh raw material yang harganya lebih murah YoY. Revenue ICBP naik 7.3% YoY.

Dari 4 segment INDF, selain ICBP (Indomie), Bogasari walaupun terjadi penurunan ASP (-16%), Bogasari mengoffset nya dengan kenaikan volume (+12%) sehingga penurunan revenue hanya -2.8% YoY. Sementara Agribusiness, walaupun terjadi penurunan revenue (-7%) akibat penurunan volume penjualan, kenaikan ASP akibat tingginya harga CPO di 2Q24 memberikan offset, dimana hal ini mirip terjadi di semua saham CPO (TAPG, LSIP, dsb). Hanya saja, karena SIMP ini banyak menjual ke afiliasi (ICBP) tentu margin nya tidak akan setinggi perusahaan lain yang bisa menjual lebih bebas. Fungsi SIMP adalah untuk menjaga “pasok supply chain” dari ICBP. Untuk distribusi tidak terlalu ada perubahan signifikan. Secara overall, selain ICBP, semua segment mengalami minus growth di revenue tapi positif growth di EBIT.

image 9
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 32

INDF mencatatkan laba bersih yang tergolong lemah sebesar 1,4 triliun rupiah (-18% YoY, -43% QoQ) pada 2Q24. Hasil ini membuat laba bersih selama 1H24 turun -31% YoY menjadi 3,9T. Lemahnya laba bersih pada 2Q24 kembali disebabkan oleh kerugian kurs seiring nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang tercatat di level 16.421 pada penutupan buku 2Q24. Pertanyaannya adalah: apakah di 3Q24 rupiah akan makin melemah?

image 13
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 33

Improvement INDF oleh kenaikan IDR dan penurunan harga wheat

Dari CALK 37 diatas kita bisa estimasi exposure INDF terhadap USD. Asumsikan kita abaikan mata uang lain seperti EUR, TRY, SAR (walau pasti cukup berpengaruh)

Total Aset: Rp13 T
Total Liabilitas: Rp58 T
Net Liabilitas: Rp45 T.

Apabila IDR melemah 1% atas USD, impactnya akan terjadi rugi selisih kurs sebesar 450 M yang tercermin di laporan laba rugi. Artinya jika USD melemah dari 16.421 ke harga sekarang di 15.700, artinya terjadi penguatan sekitar 4.4%, dimana akan ada keuntungan kurs sebesar +1.9T. Di 1H24 terjadi net FX loss sebesar -2.9T, artinya dengan pembalikan ini, bisa menghasilkan net loss -1T pada LK 3Q24 (2024).

image 16
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 34

Asumsikan laba sebelum pajak di Q3 nanti sebesar 3T + 1.9T = 4.9T dengan PPH 22%, maka net income akan sebesar 3.8T. Jika memang revenue dan margin stabil dengan net loss FX membaik, maka EPS di Q3 bisa ke sekitar EPS 400 – 430. Hal ini memberikan PER (TTM) di sekitar 6.8x dan forward PER di 5.3x. Tentu sangat menarik.

Selain kenaikan positif dari impact USD yang lemah, ICBP dan INDF juga akan mendapatkan tambahan earning dari COGS yang turun, dimana hal ini sudah terlihat sejak 1H24. Pada gambar kanan diatas terlihat bahwa harga wheat sudah turun cukup drastis dibandingkan 2022-2023, dimana wheat ini sendiri berkontribusi ~30% dari bahan baku.

Menilai valuasi INDF

image 14
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 35

Historically, PER average INDF ada di 10x, jika USD terus melemah dan kita asumsikan net profit = core profit, maka EPS ada di 1200 – 1300. Dengan PER 10x, maka fair value bisa mencapai 12.000 – 13.000. Namun kapan hal itu terjadi, tentu saja kita harus perhatikan kondisi makro ekonomi.

Namun jika kita hanya ingin mendapatkan quick gain dari INDF, katakanlah ~1 tahun periode, kita bisa gunakan hitungan dengan PBV-ROE maupun PER (TTM). Saham Bagger Analysis PRO sudah membuat kalkulasi otomatisnya dan didapatkan bahwa fair value INDF ada di harga 8700. Kemudian mari kita cek technical analysisnya.

Untuk quick profit, targeting ke 7200 (10% gain) atau 7800 (20% gain). Untuk fair value sesuai dengan high range 10 tahun terakhir, mungkin bisa dicapai jika hutang USD nya sudah tidak membebani lagi (long-term journey) dan potensi gain di 8750 (35% gain) dalam beberapa tahun. Disisi lain, kamu akan mendapatkan dividend sebanyak 4-5% per tahun. Saya rasa ini cocok untuk para dividend investor yang ingin tinggal tidur.

image 15
Analisa Saham Consumer Good 2024: INDF cocok buat sleeping investor 36

whatsapp chat clear whatsapp share clear


Leave a Reply

Sahambagger CS
Send via WhatsApp