Cerita perjalanan investasi saham saya dari 2017

90% Investor Gagal di Saham.
Kamu termasuk yang mana?

Photo Agas CV

Hi, saya Agas

Saya di market dari tahun 2017. Dan ya, sama seperti kamu, perjalanan investasi saya tidak mudah. Begini ceritanya.

Saya mulai tertarik dunia finance justru ketika saya kuliah S2 di Korea tahun 2016 lalu. Saya tidak kuliah yang berhubungan dengan financial market.

Namun, saya sangat passionate dengan data, analisa, dan research semenjak sekolah dulu. Saya pun menjuarai berbagai lomba programming dan OSN Komputer. Lalu ketika kuliah, passion saya di research (bersama POSCO Korea) membuahkan berbagai journal internasional, patent, dan menjuarai sebagai 1st place APAC Society of Materials Research 2017 (Japan) lalu.

Kemampuan research dan kecintaan saya pada data analysis saya coba bawa ke financial market. Namun seperti kamu (dan banyak orang), perjalanan saya tidak dimulai dengan mulus.

Working experience
danone logo
posco
Vale logo.svg
Yeungnam University Emblem.svg
ITB LOGO

Mulai kenal trading dari Crypto

Saat saya kuliah S2 di Korea 2016 lalu, banyak sekali orang membahas Crypto, dimana saat itu sedang bull-run. Ketika market bullish, trading apapun jadi terasa indah, seolah kita merasa menjadi Midas. Ironisnya, saya masuk di harga cukup atas. Makin tertarik dengan trading, saya mulai masuk juga ke Saham dan Forex. Saya banyak ikutan signal grup VIP yang dimana isinya screenshot cuan terus. Jujur, ini berbahaya, pola ini membuat saya percaya bahwa trading adalah jalan pintas untuk kaya raya. Padahal, market tidak selalu bullish


Market crash pertama:
Crypto Winter

Hingga tiba di 2017, saya mengalami crypto bear market. Saya sempat beli BTC di pucuk dan membuat saya banyak sekali kehilangan uang (cut-loss). Disini market memberikan pelajaran kepada saya bahwa untuk trading pun ada ilmunya.


Alasan utama banyak Investor dan Trader gagal bukan karena teknik nya, tapi karena psikologi nya

Di 2017 saya mulai belajar Technical dari A-Z mulai dari Trend, SnR, Foreign flow, Volume, price action, berbagai indikator hingga thinking framework dengan SMC, you name it. Saya belajar hingga di level liat chart beberapa detik saja sudah tau kira-kira arahnya mau kemana, dan dimana titik entry exit yang baik.

Namun paham Technical Analysis juga tidak membuat portfolio saya tumbuh konsisten. Karena saya masih melakukan hal-hal seperti revenge trading (berusaha mengembalikan loss dengan posisi lebih besar), ga berani cutloss karena ga mau menelan pil pahitnya kehilangan uang, hingga tidak sabaran menunggu. Semua masalah psikologis. Disini saya sadar 80% yang menentukan suksesnya trading adalah emotional dan risk management. Dengan kata lain: disiplin terhadap trading plan apapun situasinya.


Signal grup VIP bullshit jika kita tidak belajar framework yang benar

stock market, trading, stocks-6531146.jpg
Cerita perjalanan investasi saham saya dari 2017 28

Selama 1-2 tahun awal, saya ikut banyak grup VIP trading signal. Mulai dari VVIP yang terkenal di Instagram, hingga yang aktif di Telegram. Rata-rata scalper dengan 1-3% TP, dimana sehari bisa 5-10 saham yang dibeli. Atau bahkan swing trading tapi total portfolio bisa 50 saham. Bandar di grup bilang TP di pucuk, tapi begitu subscriber mau jual, dalam beberapa detik harga sahamnya longsor. Disitulah, saya sadar bahwa kita hanya jadi “tukang cuci piring”.

Masalahnya adalah diri saya sendiri

Setelah berkontemplasi diri, saya menemukan akar masalahnya: DIRI SAYA sendiri. Walaupun saya sudah punya cukup ilmu. Saya tidak melakukan journaling sehingga tidak tau mana strategy yang efektif, tidak menerapkan risk, dan emotional management. Jika tidak memiliki kedisiplinan dan kesabaran, Ilmu hanya akan jadi ilmu, tidak aplikatif ke kondisi nyata. Barulah, setelah saya memulai journaling, membenahi risk & emotional management, serta fokus pada technical analysis yang simple saja. Justru performance trading saya membaik. Dari 2017 – 2020 saya sudah konsisten profitable di trading.

Pertama kali mengkombinasikan data analysis, algoritma, auto-trade dengan financial market

Arena bermain saya pertama kali untuk mengkombinasikan kemampuan analysis, algoritma, dan automatic trading dengan financial market adalah di Forex. Dengan MT4 kita bisa mengkombinasikan algoritma yang sudah dibuat agar melakukan automatic trading, yang tentu sebelumnya sudah saya lakukan historical backtesting dan monte-carlo test, sehingga didapatkan strategy yang tahan banting serta kita pahami statistical edge nya (win-rate, RRR, trade amounts, CAGR, dkk). Akhirnya ada beberapa investor dan circle terdekat yang mulai menggunakan system saya, tumbuh bersama, dan tinggal tidur saja.

Disisi lain, karena saham di Indonesia masih belum secanggih Forex, saya masih trading secara manual.

Market crash kedua:
COVID-19

Mempelajari Fundamental, Macro – Micro, dan Valuation sebuah perusahaan itu penting

main qimg 490daefb19928125398dab56c41cc819 lq
Cerita perjalanan investasi saham saya dari 2017 29

Market crash COVID memberikan pengalaman
luar biasa berharga bagi saya.

Sebagai trader, Februari – April 2020 adalah waktu yang tidak baik untuk masuk, karena heavy downtrend. Tapi saya berterima kasih pada diri sendiri karena dari titik itulah saya mulai belajar Fundamental kembali, dan berani membeli BBRI di harga 2,300 secara yang akhirnya memberikan portfolio growth luar biasa.

Disini saya mulai kembali membuka buku Fundamental dan benar-benar merasakan bahwa saham bukan hanya tentang tik harga yang tiap detik berganti, namun lebih dari itu, mengerti tentang bisnis dan valuasi dari sebuah perusahaan sangat penting.

Technical Analysis (TA) saja tidak bisa menjawab pertanyaan logis saya

Bahwa memang dengan mempelajari technical analysis kita bisa “memprediksi” kira-kira ini saham akan gerak kemana… Namun TA tidak bisa secara logis menjelaskan THE WHY kepada saya kenapa ini saham naik dan ini turun? Apa alasan dibalik saham BBCA dan ICBP secara jangka panjang selalu naik, saham ADES uptrend ga berhenti, maupun saham ACES turun -70% dari puncaknya tanpa berhenti padahal sebuah perusahaan bagus dan cash-rich, ataupun UNVR dan GOTO yang produknya di sekeliling kita tapi harganya malah turun.

Jika harga break pattern ABC maka akan ada kenaikan ke XYZ, tidak, ini hanyalah “prediksi/probability/gambling”. “Harga digerakan supply and demand dari bandar dan pelaku pasar”. Prediksi yang tidak di backup dengan “alasan” bukanlah prediksi yang make sense menurut saya. Namun hal tersebut terjawab ketika saya mendalami Fundamental Analysis (FA), dimana kita memposisikan diri kita sebagai pembeli bisnis, bukan sekedar judi pada lembaran saham belaka.

Namun jika FA berdiri sendiri seperti ada yang kurang. Karena FA dapat menjawab the WHY namun belum bisa menjawab WHEN perusahaan yang saya beli ini memiliki probabilitas tinggi untuk diapresiasi valuasinya. Ini tetap sebuah domain utama TA.

Momentum Investing: kombinasi antara Fundamental dan Technical yang terkuantifikasi

Saya coba mengkuantifikasikan fundamental (growth-focused) dengan technical trend dan volume abnormality, menghasilkan CAGR yang beat the market.

image 3
Cerita perjalanan investasi saham saya dari 2017 30

Harga saham memiliki momentum naik ketika terjadi fundamental improvement sebagai salah satu “alasan” nya. Indikator technical analysis pun kemudian akan mengkonfirmasi kekuatan momentumnya. Karena pengalaman saya bekerja sebagai Business Development yang berkutat dengan data analysis, saya kemudian berfikir: bisakah “korelasi” ini di kuantifikasi jadi sebuah “strategy” ataupun “system”?

Terinspirasi dari Jim Simons, dan pengalaman saya membuat automatic trading system di Forex, saya kemudian membuat system quantitative screener saham dan melakukan backtest terhadap ratusan indikator technical dan rasio fundamental dengan jutaan data-point saham.

Saya menemukan korelasi FA & TA yang sangat efektif untuk mendapatkan saham potensi bagger.


Quantitative backtesting & trading result:


Saya punya mimpi untuk membantu 1 juta Investor untuk bisa profitable di bursa saham

Saya dapat bagger beberapa kali dari automatic signal system ini yang sudah dilakukan backtesting 10 tahun IHSG dan memberikan CAGR ~40%. Saya sadar bahwa journey saya dari 2017 hingga sekarang tidak mudah. Inilah yang membuat saya ingin berbagi kembali agar teman-teman Investor muda tidak harus terjerumus terlebih dahulu. Target tahunan saya tidak muluk-muluk, CAGR 15 – 25% sudah cukup, jika diberikan lebih itu adalah nikmat tambahan. Berikut beberapa result system ini pada 2023
(beberapa bulan setelah system go public):


Apa perbedaan Saham Bagger dengan rata-rata VIP lain?

DetailsVIP Group LainSaham Bagger
Framework belajar Momentum investing (Fundamental / Technical Analysis)Hanya fokus 1 jenis (misal Value Investing, Swing Trading, Scalping)Dapat keduanya, belajar Fundamental dan Technical Analysis
Mobile App untuk analisa dan belajar (data analysis, dashboard, screening tools, artikel, video)99% tidak ada, biasanya hanya grup Telegram / WAMobile App lengkap untuk bantu Investor analisa dengan cepat
Adanya signal dan transparansi
dari performance dan portfolio
Ada signal dan analisa saham, namun tidak semua transparanTransparansi dan signal yang jelas,
analisa (quick-bite insight di Telegram, artikel bulanan) beserta portfolio recap dan performance tiap bulan

Kamu masih pemula banget?

Buat pemula, saya akan berikan ke kamu, e-book gratis yang bisa bantu framework berfikir investasi kamu dan personal financial planning. Atau kamu bisa juga baca artikel dan analisa gratis yang suka saya share di Stockbit maupun media social:


Get your free e-book and follow us:

SB FREE GUIDELINE 2 1

Quality and Cheap Stocks for 2024
Agastya P. M.

SB FREE GUIDELINE 1

Introduction to Financial Planning & Stock Investing​

51A0Z24pBuL. AC UF10001000 QL80

How to Make Money in Stocks
Will J. O’Neil

Namun jika kamu cukup sibuk, ingin langsung saya bantu, ingin mengakses Sahambagger app, data resource, dan rekomendasi apa saham yang kami beli:

Umumnya orang perlu belajar 1-3 tahun secara konsisten untuk bisa mandiri di dunia saham. Bagaimana kalo kamu diberikan kesempatan untuk mempercepat proses itu sambil lihat apa saham yang saya beli, bagaimana saya menganalisa, dan punya akses aplikasi yang bisa bantu kamu bedah saham dengan cepat? Lagipula waktu 1-3 tahun bukan waktu sedikit, apalagi dikala kamu yang masih sibuk kerja maupun berbisnis.

Saham Bagger memang di desain untuk membantu kamu yang sibuk:


The best investment you can make is in yourself.

Warrent Buffet​, Berkshire Hathaway

Sahambagger CS
Send via WhatsApp