Di tengah 2023 ini ada satu sektor yang menurut saya menarik karena diam-diam beberapa sahamnya terapresiasi seiring perbaikan sektor riil nya. Sektor itu adalah pariwisata. Kita sadar bahwa COVID membuat seluruh penerbangan, tempat wisata, hingga hotel kosong; sehingga banyak emiten pariwisata yang rugi. Dengan kembalinya minat masyarakat untuk bepergian dan dihilangkannya kewajiban PPKM dan akibat positif dari vaksin, akhirnya industri ini tumbuh kembali.
Ada banyak emiten industri ini, mari kita kerucutkan paling tidak hingga tiga terbaiknya. Menggunakan SB Compass Screener, kita bisa lakukan filter berikut:
1. Filter Industry: Hotels, Restaurants & Leisure
2. Liquidity: Liquid
3. Sort dari SB A-Factor tertinggi
Selain 5 saham dibawah ini ada satu saham yang menurut saya fundamentalnya baik: EAST. Namun tidak akan kita bahas karena secara occupancy rate sudah cukup tinggi, sehingga upside potential untuk tambahan core earning terbatas. Dari 5 saham dibawah ini, kita coba fokus dulu pada 3 saham dengan nilai SB A-Factor tertinggi.
[restrict level=”notlogin,free”]
[elementor-template id=”9636″]
[/restrict]
[restrict level=”vip6,vip12,vip24″]
Sebelum kita bahas detil, kita coba temukan key metrics paling penting dari 3 saham diatas agar kita bisa tau mana yang masih punya potensi pertumbuhan lebih tinggi (growth) kemudian baru menilik valuasinya (margin of safety) saat ini.
Saham PJAA: Dunia Keajaiban dan Kegembiraan Keluarga
Siapa tidak kenal Dufan dan Ancol? Ancol Taman Impian tempat rekreasi terbesar di Indonesia, dan tentu saja rekreasi tematik terbesar dan terlengkap di Jakarta. Orang Jakarta terkenal dengan tingkat stress nya yang tinggi, tentu saja ketika weekend punya hobi untuk meregangkan otot-otot dengan rekreasi ke daerah sekitar Jakarta: Bandung, Sentul, dan Ancol.
Menurut data BPS, pada 2022 ada sekitar 13 juta kunjungan ke Ancol, namun info dari management, 2022 pengunjung sebanyak 7.8 juta orang dimana hal ini bisa di track melalui jumlah orang yang memasuki gerbang. Management juga mengatakan bahwa pengunjung hingga Q3 2023 ini adalah 8.1 juta, dimana sudah lebih tinggi dari FY 2022.
Asumsikan total kunjungan FY 2023 ada di 17.9 juta orang, dimana nilai ini naik 38% dari tahun 2022. Namun saya rasa di Q4 2023 akan meningkat karena waktu libur sekolah, sehingga paling tidak kita asumsikan akan melonjak paling tidak 15% di Q4 2023 maka pengunjung FY 2023 akan di kisaran 18-18.5 juta orang. Asumsikan saja Q4 2023 = Q4 2022, walau saya yakin bisa slightly lebih tinggi.
Revenue 22 / Revenue 23 / Pengunjung 22 / Pengunjung 23 / Growth Revenue / Growth Pengunjung
958 / 1290 / 13.0 / 18.0 / 35% / 42%
Jika dibandingkan dengan historical, maka total pengunjung FY 2023 akan sedikit diatas 2018. Kita cek bagaimana revenue pada tahun tersebut apakah juga sejalan:
Revenue 2018 / Net income 2018 / Expected Revenue 2023 / Expected Net Income 2023
1284 / 219 / 1290 / 259 (Dengan asumsi Net income Q4 23 slightly better vs Q4 22; better margin vs 2018). Ternyata expected Revenue (berdasarkan nilai Q1 – Q3 dan asumsi Q4) memberikan nilai yang sejalan. Artinya, secara historical kunjungan wisatawan ke Ancol, 2023 ini sudah kembali 90-95% seperti average 2016-2018, kita tidak bisa expect adanya lonjakan revenue luar biasa lagi. Mungkin ada tambahan dari konser-konser dan acara kantoran (family gathering) yang rutin diadakan di Ancol (beberapa perusahaan besar kenalan saya suka gathering akhir tahun disini), namun kita ambil pesimis saja.
Sedikit Key Takeaways Saham PJAA Q3 2023
Di Q3 perusahaan mencatatkan Revenue yang naik sedikit dari Q2. Revenue PJAA ada dari kantong-kantong berikut:
1. Wahana Wisata
2. Pintu Gerbang
3. Hotel & Restoran
4. Pendapatan Usaha Lainnya
Potongan Penjualan Kontribusi terbesar revenue berasal dari wahana wisata dan pintu gerbang. #Pendapatan wahana wisata meningkat 1.6% sementara pendapatan pintu gerbang turun 7.7% QoQ. Hal ini wajar dimana Q2 dan Q4 adalah peak season, namun ini sangat baik hanya turun 7.7%. Namun pendapatan wahana wisata yang naik mengindikasikan bahwa pengungjung fokus spendingnya ada di Dufan (dan wahana bermain) daripada sekedar jalan-jalan di pantai. Ini juga ditunjukkan dari profit margin yang meningkat.
Secara kualitas hutang perusahaan, terlihat hutang bank jangka pendek mengalami penurunan dan hutang bank jangka panjang mengalami penambahan dengan nilai yang hampir sama, artinya perusahaan memperpanjang hutang yang sudah jatuh tempo menjadi hutang jangka panjang. Menurut saya ini langkah management untuk memberikan ruang jangka pendek untuk bisa melakukan improvement seiring kembalinya wisatawan. Namun berbahaya dalam jangka panjang karena dikala kondisi suku bunga tinggi ini (peak), membuat bottom line tidak banyak berkembang akibat harus membayar hutang dengan bunga tinggi. Walau ini satu hal yang perlu diwaspadai, rasio hutang PJAA masih tergolong sangat aman; dan DER masih dibawah 1x sehingga tidak overall tidak menjadi masalah. Dari factor investing didapatkan nilai 3.2 dimana biasanya perusahaan sehat memiliki nilai rata-rata diatas 3.0.
Valuasi dari saham PJAA dan potensi Dividend 2023
Selain itu, saya rasa tidak ada yang terlalu berarti untuk dibahas. Artinya kita bisa ambil kesimpulan bahwa PJAA saat ini layak untuk dihargai dari valuasinya saja bukan dari earning growth (karena upside growth nya sudah minim untuk waktu dekat).
Net Income 259M = EPS 161; dengan PER wajar di 7 – 8 maka PJAA layak dihargai 1127 – 1288. Dengan harga saat ini di 19-35% upside potential.
Secara PBV, mean 10 years ada di 1.25x PBV, dimana vs PBV saat ini (0.89x) ada upside 40% ke harga 1330. Upside 19-40% mengindikasikan MoS yang tidak terlalu dalam. Dengan minimnya upside dari kunjungan normal, kita hanya bisa berharap dari apresiasi akibat valuasi murah dengan MoS tidak terlalu besar, namun aman, karena cukup mudah diprediksi.
PJAA juga berpotensi menjadi emiten dengan dividend yield tinggi ke depannya. Sebagai gambaran, dengan ekspektasi EPS 161 dan perseroan membagikan dividen dengan payout ratio sekitar 30–44% seperti pada 2014–2022 (selain 2019–2021 yang tidak membagikan dividen akibat pandemi), maka PJAA berpotensi membagikan dividen sebesar 48-71/saham. Angka ini merepresentasikan dividend yield sebesar 5.0–7,4% dari harga saham saat ini di Rp950/saham. Artinya ini menjadi bumper tambahan selain 19-40% upside valuasi.
Technical analysis saham PJAA
Secara technical analysis, ada possibility ke 1288 (PER 8x) dengan risk to reward ratio 1:2, artinya risk -17% (ke last low) vs 35% upside (ke supply zone kuat di 1250-1300). Seperti yang saya suka utarakan di artikel sebelumnya, bahwa untuk investasi (medium-long term) saya suka jika ada minimal RRR di 1:2 dengan risk tidak terlalu besar (saya prefer max kisaran -15%). Jika PJAA kedepannya bisa turun ke kisaran 850 di sekitar EMA50, akan lebih menarik lagi, karena RRR akan naik ke 1:3.
Untuk analisa saham pariwisata lainnya akan saya berikan di artikel terpisah.
Agas
[/restrict]
Momentum Stock Investor since 2017. S1 ITB (Indonesia), S2 YU (South Korea).
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.