Belajar saham, tipe-tipe saham, dan bagaimana mendapatkan keuntungan di saham

·

·

,

Mau belajar saham?Artikel ini dibuat untuk yang masih awam dan ingin terjun dalam investasi saham. Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham lainnya. Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti investor telah menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut. Mari kita pelajari tipe-tipe saham dan cara memaksimalkan keuntungannya.

Tipe-tipe saham:

Menurut Peter Lynch di buku One Up on Wall Street, beliau membagi saham menjadi 6 jenis kriteria:

  • Slow Grower, Slow grower merupakan saham atau perusahaan yang sudah melewati masa keemasannya jauh di masa lampau. Ukurannya yang besar membuat perusahaan dalam kategori ini sulit untuk tumbuh karena bisnisnya sudah berada pada kategori maksimum. Pertumbuhannya hanya satu digit. Namun yang menarik adalah perusahaan ini biasanya membagikan dividend besar dan punya posisi pasar yang kuat (market share besar)
    Contoh: UNVR, BJTM, BJBR
  • Stalwarts, saham yang bertumbuh secara moderate dengan pertumbuhan 10-15% setahun. Perusahaan ini masih bisa berkembang dengan stabil dan cukup aman untuk dijadikan investasi. Namun jangan sampai membelinya di harga yang overvalue karena bisa saja harganya tidak kemana-mana selama tahunan. Umumnya blue-chip adalah stalwarts ataupun slow-grower dengan market cap yang sudah besar.
    Contoh: ICBP, INDF, MYOR, BBCA
  • Fast Grower, Perusahaan yang tumbuh sangat cepat yakni lebih dari 20% pertahun. Biasanya perusahaan yang ada di kategori ini adalah perusahaan yang kecil namun tidak menutup kemungkinan perusahaan yang besar dengan catatan industrinya berkembang dengan pesat juga. Saham ini bisa memberikan return tenbagger (10x) di kemudian hari. Resikonya adalah kompetisi dan kemampuan perusahaan beradaptasi dengan perubahan dan mempertahankan growth nya. Biasanya fast-grower tidak (atau sedikit) memberikan dividend karena masih fokus pada early-stage growth nya, dan beberapa fast-grower yang stabil biasanya memiliki valuasi yang cukup premium / mahal.
    Contoh: BTPS, MAPA, ADES, MIDI
  • Cyclical, terkadang saham yang bertumbuh cepat secara tiba-tiba kinerjanya menurun hingga ke arah negatif pada suatu periode ataupun sebaliknya. Saham seperti ini masuk ke dalam kategori cyclical dan contoh sektornya adalah komoditas, properti dan otomotif. Perusahaan cyclical sangat bergantung pada ekonomi yang naik turun atau harga dari komoditas yang diproduksinya. Bisa memberikan tenbagger jika masuk dari awal siklus. Sebuah saham cyclical cenderung memberikan dividend yang sangat besar ketika sedang puncak siklusnya, dan terlihat sangat murah secara valuasi (PER dibawah 5) namun ini justru bisa menjadi value trap, karena ketika siklusnya selesai, laba nya akan turun dan akhirnya PER nya akan meningkat (membuat valuasinya kembali terlihat mahal). Jadi untuk cyclical, belilah ketika awal mula siklus dan ketika valuasi sedang terlihat mahal (PER tinggi, namun PBV rendah). Cyclical company termasuk didalam nya sektor Energy, Automotive, Real-estate
    Contoh: PTBA, ADRO, MEDC, PGAS, DILD
  • Turnaround, Saham turnaround merupakan saham yang berubah fundamentalnya dari yang tadinya buruk menjadi saham yang berubah menjadi berfundamental bagus atau sebaliknya. Perbedaannya dengan cyclical adalah kondisinya tidak hanya dipengaruhi oleh sektor namun juga karena manajemen atau dari perusahaan itu sendiri maupun juga faktor eksternal (seperti rugi kurs dan geopolitik). Saham ini sangat berisiko besar jika salah analisa. High risk high return.
    Contoh: AISA, ACES, GJTL
  • Asset Play, Saham yang berfokus pada jumlah asetnya. Investor yang membeli saham kategori ini membandingkan nilai harga saham di pasar dengan aset yang ada pada perusahaan di laporan keuangan. Contoh: landbank dari perusahaan property atau cadangan migas besar ataupun inventory besar yang bisa menghasilkan laba besar, cash yang besar juga bisa menjadi potensi asset play (misal Enterprise Value mendekati 0). Saham asset play ini biasanya lambat diapresiasi pasar. Karena market lebih prefer memberikan valuasi tinggi pada perusahaan yang bisa memiliki kinerja laba dan masa depan baik (growth) dibandingkan aset yang besar.
    Contoh: RALS, ASGR

[restrict level=”notlogin,free”]

[elementor-template id=”9636″]

[/restrict]

[restrict level=”vip6,vip12,vip24″]

image 63
Belajar saham, tipe-tipe saham, dan bagaimana mendapatkan keuntungan di saham 8

Belajar Saham – Dua jenis cara mendapatkan keuntungan dari investasi saham:

  • Capital gain, keuntungan hasil beli saham harga rendah dan jual harga lebih tinggi.
  • Dividen, keuntungan dari bagi hasil profit perusahaan di tahun sebelumnya / berjalan. Bisa disebut passive income tahunan.

Sedikit tips dan trik dari saya. Saya pribadi lebih prefer pada Capital Gain karena dua alasan ini: (1) karena jika kamu bisa membeli saham di harga yang murah (salah harga) ataupun memiliki momentum untuk terus naik dan memberikan upside potential yang tinggi (misal 50, 100%) tentu akan jauh lebih baik dibandingkan mencari saham dengan dividend yield 5, 10, 15%. Terlebih saham dengan dividend yield setinggi itu biasanya adalah cyclical company ataupun perusahaan yang sudah sangat mature sehingga minim pertumbuhan masa depan.

(2) Terlebih, jika kamu bisa membeli saham yang umum memberikan dividend yield tinggi pada harga yang murah, kamu akan mendapatkan dividend yang jauh lebih baik. Maksudnya gimana? Contoh: kamu tau bahwa saham sektor energy biasanya memberikan dividend yang tinggi. Namun ketika di 2020-2021 kamu melihat bahwa sektor ini adalah sektor yang dibenci; karena semuanya sedang fokus pada technology, ataupun ESG. Batubara dan migas sudah sunset. Pertanyaannya, apakah ketika energy fossil sudah sunset, serta merta semua BBM bisa digantikan dengan solarcell, wind energy dan EV (electric vehicle)? Tidak secepat itu. Lihat saja jalanan penuh dengan mobil dan motor BBM, butuh paling tidak 10 tahun untuk perlahan membuat masyarakat menyadari pentingnya energy ramah lingkungan. Belum lagi EV masih mahal dan infrastruktur dunia belum siap. Ketika 2020-2021 itu, energy sedang murah2nya. Saham saham PBV <0.5, dengan PER double digit banyak ditemukan. Jika kamu membeli ITMG di 8000-10000, hanya dalam 2 tahun kamu bisa mendapatkan capital gain hingga 400% dan dividend yield kamu (dari beli harga murah) akan menjadi 100% dividend yield pada 2023. Jadi membeli saham di valuasi murah akan memberikan double profit: capital gain (jika harga sahamnya diapresiasi) serta dividend (jika di kemudian hari laba nya meningkat). Toh dividend akan semakin tinggi jika laba meningkat. Ya sudah, cari saja saham2 murah dengan potensi growth / turnaround masa depan, sehingga otomatis dividend yang akan kamu dapatkan di kemudian hari juga akan tinggi (dan dividend yieldnya akan sangat tinggi vs pembelian awal kamu)

image 64
Belajar saham, tipe-tipe saham, dan bagaimana mendapatkan keuntungan di saham 9

Yuk Belajar Saham – Hati hati dengan dividend trap

Jangan asal beli saham karena sebentar lagi mau bagi dividen. Terutama saham dengan dividen yang besar rasionya apalagi kalau termasuk perusahaan cyclical. Contoh saham high-div: PTBA MBAP ITMG ADRO BJTM MPMX

Karena harga sahamnya dalam ~1 bulan mendekati bagi dividen, atau setelah RUPS akan melonjak drastis akibat banyaknya dividend hunter yang berniat mendapatkan dividen. Namun biasanya setelah bagi dividen, harga saham akan dibanting ARB (auto reject bawah) beberapa hari akibat para dividend hunter jualan. Apabila anda ingin beli saham untuk dividend jangka panjang (passive income) belilah beberapa bulan setelah saham tersebut ARB dan stabil lagi harganya. Dan hitung dengan cermat, apakah real-value perusahaannya juga cukup undervalue-fair. Harapkan untuk dapat dividen mulai tahun depan. Sehingga kamu lebih aman dari jeratan dividend trap, dan juga punya potensi beli harga lebih murah (potensi capital gain juga). Sebuah saham yang memberikan dividend yield 20%, akan memiliki kemungkinan harganya dibanting ketika ex-date sejumlah minimal 20% juga. Karena 20% dividend yang diberikan adalah berasal dari cash perusahaan. Jika cash hilang 20%, artinya secara valuasi setelah bagi dividend akan lebih mahal. Sehingga market merespond dengan keluar dan membuat harganya turun minimal sejumlah dividend.

image 65
Belajar saham, tipe-tipe saham, dan bagaimana mendapatkan keuntungan di saham 10

Dua jenis cara mendapatkan kerugian dari investasi saham:

  • Capital loss, kerugian karena harga saham yang dibeli lebih tinggi dari yang dijual. Atau bisa juga karena perusahaannya buruk sehingga harga sahamnya turun terus dan diam di harga 50 atau suspend (tidak bisa dijual sama sekali)
  • Liquidation, apabila perusahaan yang diinvestasikan mengalami kebangkrutan.

Bagaimana cara meminimalisir kedua resiko diatas? Jawabannya adalah hanya membeli perusahaan dengan fundamental baik, membeli di harga yang masih murah (atau masih punya upside potential tinggi) serta memiliki rules untuk cutloss (jika metode sahambagger.com adalah dengan menerapkan trailing stoploss) untuk meminimalisir market risk.

Mungkin penggunaan TSL membuat kamu yang belajar Value Investing merasa bingung. Karena perusahaan bagus jika harganya murah seharusnya kita lebih senang untuk beli. Pertanyaannya: apakah kamu masih punya cash buffer untuk average down? Apakah kamu seyakin itu dan punya conviction tinggi terhadap analisa kamu? Sudah analisa luar dalam, quantitative dan qualitative? Apakah kamu bisa sabar jika ternyata sahamnya tidak memiliki price momentum hingga 3 tahun kedepan dan kamu punya kemungkinan floating loss -50% hingga 3 tahun kedepan? Value investing dan Momentum investing adalah dua metode mencapai portfolio growth dengan cara yang berbeda. Value investing mencari saham salah harga (dibandingkan real value ataupun potensi value masa depannya), sementara Momentum investing mencari saham uptrend dengan potensi upside tinggi (yang bisa saja momentum ini terjadi karena adanya perubahan fundamental yang membaik dan value yang masih sangat murah – value investing). Koin yang sama dengan sisi berbeda.

Sedikit tips dan trik untuk mix-and-match portfolio. Saya pribadi punya dua jenis portfolio saham. Yang satu adalah untuk Long-term Investing, dan yang satunya lagi adalah untuk Momentum Investing. Jika kamu ingin fokus pada investasi long-term, maka fokuslah pada perusahaan yang masih akan bisa tumbuh cepat hingga 5-10 tahun kedepan. Artinya fokus carilah fast-growing company dengan fundamental yang sehat, belilah bertahap ketika valuasinya masih cukup murah, misal ketika PER nya dibawah rata-rata 5 tahunannya, atau harga saham lagi anjlok tapi karena masalah yang sementara (rugi kurs, berita jelek, inflasi sedang tinggi). Dan jika ingin memiliki saham yang memberikan dividend lumayan setiap tahun, saran saya adalah beli saham-saham stalwarts (yang masih bisa growth minimal 2x BPR atau paling tidak growth > 9% setahun) dengan DPR (dividend payout ratio cukup tinggi, misalnya 40-75%). DPR bisa dicek cepat dengan aplikasi RTI business. Tambahan, jika ingin investasi di perusahaan cyclical seperti energy ataupun property (karena biasanya kasih dividend tinggi), agak lebih tricky, karena kamu harus bisa membaca market cycle. Untuk sekarang (Mei 2023) saya lebih prefer untuk masuk di saham property dibandingkan energy karena isu energy sudah mulai selesai (siklus selesai) namun siklus property baru akan dimulai (triggernya adalah jika suku bunga sudah rendah lagi maka akan positif impact ke property dan KPR).

[/restrict]


whatsapp chat clear whatsapp share clear


Leave a Reply

Sahambagger CS
Send via WhatsApp